Pernahkah kamu mendapatkan komentar sensual dengan nada yang menggoda sehingga membuat kamu merasa tidak nyaman? Tindakan ini disebut sebagai catcalling. Catcalling adalah bentuk pelecehan yang biasanya terjadi di ruang publik.
Catcalling sering dianggap sebagai hal sepele dan bahkan malah dianggap sebagai sebuah “pujian” bagi sebagain orang. Sebenarnya catcalling merupakan tindakan yang meresahkan dan dapat berdampak pada kesehatan mental korban.
Apa itu Catcalling?
Catcalling adalah salah satu bentuk pelecehan seksual yang biasanya berupa komentar dengan nada menggoda dan dilakukan di ruang publik. Perlakuan catcalling paling sering dialami oleh perempuan yang dapat menyebabkan korbannya menjadi merasa takut, cemas, atau tidak percaya diri.
Tindakan pelecehan dalam bentuk catcalling sering kali dianggap sebagai “pujian” atau “candaan” oleh pelakunya. Padahal, catcalling sebenarnya bukan sebuah pujian melainkan cerminan ketidakhormatan dan cenderung merendahkan korban.
Tidak jarang pelaku catcalling hanya ingin melihat respons negatif dari korban, seperti terkejut, marah, dan takut. Selain itu, banyak juga pelaku catcalling yang hanya ingin menunjukkan ketertarikannya dan mengharapkan respons korban yang merasa tersanjung atau tersenyum.
Bentuk-Bentuk Tindakan Catcalling
Catcaller atau orang yang melakukan tindakan catcalling bisa saja melakukan aksinya seorang diri atau saat bersama dengan teman-temannya. Ada dua bentuk catcalling, yaitu catcalling verbal dan catcalling non-verbal.
- Catcalling verbal: pelaku memberikan komentar mengenai penampilan korban, menyapa dengan nada menggoda, atau juga pelaku memberikan siulan kepada korban.
- Catcalling non-verbal: pelaku memberikan gestur fisik yang ditujukan terhadap korban.
Berikut beberapa contoh tindakan catcalling:
- Menyapa dan memberikan kalimat pujian, misalnya “Selamat pagi, cantik.”
- Sengaja berjalan di sebelah kamu dan memberikan siulan atau sekadar berkata “Hai cantik.”
- Orang yang menghalang-halangi jalan atau bahkan mengikuti kamu.
- Memberikan kedipan, melambaikan tangan, menggigit bibir bawah, atau menjulurkan lidahnya saat melihat kamu.
- Memberikan komentar sensual, misalnya “Bagus banget badannya, kasih senyumnya dong.”
Dampak dari Catcalling
Banyak catcaller menganggap bahwa hal yang mereka lakukan adalah sebuah keisengan saja. Mereka mengaku melakukan catcalling secara spontan dan tidak bermaksud untuk merendahkan korban. Hal ini karena banyak catcaller yang tidak menyadari bahwa tindakan yang mereka lakukan adalah bentuk pelecehan dan dapat memberikan trauma bagi korban. Beberapa dampak catcalling yang dapat dialami korban yaitu:
- Berkurangnya rasa aman dan nyaman di ruang publik.
- Muncul rasa malu, cemas, dan tidak percaya diri.
- Menyebabkan gangguan kesehatan mental lainnya.
Cara Menyikapi Catcalling
Bagaimanapun, catcalling adalah bentuk pelecehan yang tidak dapat diterima dan dinormalisasikan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat kamu terapkan untuk menghadapi perlakuan catcalling.
- Bersikap tetap tenang dan katakana pada pelaku bahwa sikap mereka tidak dapat dibenarkan.
- Usahakan untuk menghindari lokasi tempat pelaku sering melakukan catcalling.
- Jika mendapatkan perlakuan catcalling yang mengikutimu, tetap berada di tempat keramaian dan minta bantuan orang lain jika diperlukan.
- Jika mendapatkan perlakuan catcalling yang berulang,
Catcalling sebenarnya merupakan tindakan yang dapat dialami oleh siapa saja, namun kebanyakan catcalling ditujukan pada perempuan. Selama catcalling masih dianggap hal biasa, perempuan akan terus kehilangan rasa aman di ruang publik. Edukasi, empati, dan aksi kolektif adalah kunci untuk menghentikan catcalling yang sudah lama dinormalisasi.