Setiap orang memiliki cerita hidup masing-masing. Namun di tengah hari yang kalang kabut, pikiran yang penuh distraksi, hingga perasaan yang membuat sesak di dada. Ada satu cara yang bisa menuangkan semua hal itu, yakni journaling.
Journaling adalah kegiatan menuangkan perasaan, pikiran, ide hingga emosi yang terjadi dalam hidup kita. Bahasa mudahnya adalah curhat.
Kegiatan ini tidak membutuhkan komitmen yang besar. Cukup sederhana, kamu bisa mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui catatan di buku, ketikan di laptop hingga melalui gambar. Lalu kenapa journaling itu penting?
Manfaat Journaling
Meskipun sederhana, menulis jurnal ternyata dapat membantu mengatasi kesehatan mental, loh.
Journaling diyakini bisa memberikan ketenangan, menjernihkan pikiran, meredakan stres, kecemasan hingga depresi. Kok bisa?
Menulis jurnal seperti tempat curhat yang hanya kamu dan Tuhan yang tahu. Untuk menampung ‘sampah’ yang ada di pikiran, perasaan kesal, jengkel, hingga hal yang membuat tertekan.
Sebaliknya kamu juga bisa menuliskan harapan dan doa menjadi afirmasi positif untuk kehidupan kamu.
Tidak ada standar tertentu dalam journaling. Namun waktu yang direkomendasikan adalah di pagi hari sebelum memulai harimu. Ataupun di malam hari sebelum tidur, yang juga bisa membuat kualitas tidur lebih baik.
Meningkatkan Kesehatan Mental dan Fisik
Menurut HelpGuide.org, perusahaan non profit khusus mental health, dalam sebuah studi tentang journaling mengungkap bahwa manfaat journaling berpengaruh baik untuk kesehatan mental maupun fisik.
Seperti meningkatkan suasana hati, berkurangnya perasaan tertekan, dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
Memendam pikiran dan perasaan tentang suatu kejadian, termasuk pengalaman traumatis dapat menimbulkan stres, meningkatkan detak jantung, hingga rentan terhadap penyakit.
Namun di sisi lain, mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam journaling dapat membantu meredakan stres.
Menulis jurnal juga dapat membantu mengatur emosi dan menjadi lebih sadar akan berbagai kondisi emosi. Sehingga terhindar dari perasaan cemas serta perasaan yang mengganggu.
Manfaat journaling yang lain juga membuat kamu dapat menilai kembali situasi dalam sudut pandang yang lebih positif.
Membantu Pengobatan Berbagai Penyakit Mental
Masih melansir dari laman HelpGuide.org, mereka yang meluangkan waktu untuk menulis jurnal, cenderung tidak mencari pengobatan untuk penyakit mereka pada bulan-bulan berikutnya setelah sesi menulis mereka.
Penelitian tambahan juga menunjukkan bahwa menulis jurnal berpotensi membantu mengelola gejala gangguan depresi mayor. Walaupun ini bukan solusi yang 100 persen ampuh, namun dapat menjadi pelengkap pengobatan depresi tersebut.
Selain depresi, manfaat journaling juga dapat mengobati gejala Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). Di mana seseorang dapat menulis peristiwa traumatis menjadi narasi yang lebih bermakna, yang dapat membantu memproses peristiwa tersebut.
Selain itu journaling juga membantu meredakan kecemasan. Dengan menuangkan pikiran di atas kertas, hal itu dapat membantu seseorang melepaskan kekhawatirannya.
Penulis The Shadow Work Journal, Keila Shaheen mengatakan seseorang bisa melakukan journaling selama 5 hingga 15 menit setiap hari. Menurutnya menulis jurnal juga bukan hanya sekadar menghadapi perubahan atau krisis, namun dapat menjadi tempat perlindungan.
“Menulis jurnal dapat menjadi tempat perlindungan untuk menangkap kebahagiaan, kanvas untuk ekspresi kreatif, dan jalan menuju pengembangan diri. Kata-kata tertulis menawarkan cara yang kuat untuk melepaskan dan menciptakan sesuatu,” kata Keila Shaheen dikutip dari laman Forbes (Rabu, 16/4).
Dr. Jennifer Ashton, seorang pendiri dan CEO Ajenda , sebuah perusahaan kesehatan dan kebugaran juga menyadari pentingnya journaling untuk kesehatan mental.
“Alasan yang jelas bahwa jurnal dapat sangat membantu bagi banyak orang adalah: mudah, dapat diakses, terjangkau. Rahasia – dan tidak ada penilaian.”