Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai bentuk penghormatan atas jasa Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional. Namun, di balik sejarah pendidikan Indonesia, ada juga deretan tokoh perempuan hebat yang berperan besar dalam memperjuangkan akses pendidikan, terutama untuk kaum perempuan.
Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2025, BeautyHub.id mengajak kamu untuk lebih mengenal 7 pejuang pendidikan perempuan Indonesia yang telah membuka jalan bagi perempuan generasi kini untuk menempuh pendidikan yang layak. Yuk, simak siapa saja mereka!
1. R.A. Kartini – Pelopor Pendidikan Perempuan dan Emansipasi
Nama Raden Ajeng Kartini tentu sudah tak asing di telinga kita. Selain dikenal sebagai simbol emansipasi perempuan, Kartini juga aktif memperjuangkan akses pendidikan bagi perempuan melalui pendirian sekolah dan perpustakaan di masa kolonial. Semangat dan pikirannya yang tertuang dalam surat-suratnya menjadi bahan refleksi tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan Indonesia.
2. Dewi Sartika – Pendiri Sekolah Perempuan Pertama di Indonesia
Raden Dewi Sartika adalah tokoh penting dalam sejarah pendidikan Indonesia. Ia mendirikan sekolah khusus perempuan bernama Sakola Istri (kemudian dikenal sebagai Sekolah Kaoetamaan Istri) pada tahun 1904 di Bandung. Sekolah ini memberikan bekal keterampilan dan pendidikan dasar bagi perempuan agar bisa lebih mandiri dan berdaya.
3. R.A. Lasminingrat – Penulis dan Penggagas Buku Pendidikan Perempuan
Raden Ayu Lasminingrat adalah sosok cendekia yang menulis buku bacaan untuk anak-anak dan perempuan, seperti Carita Erman dan Warnasari. Ia percaya bahwa perempuan juga memiliki hak untuk mengenyam pendidikan dan menjadi cerdas secara intelektual. Lasminingrat juga aktif mendirikan sekolah bagi perempuan di daerah Garut.
4. Rasuna Said – Tokoh Literasi dan Kursus Anti Buta Huruf
Hajjah Rangkayo Rasuna Said, tokoh asal Sumatera Barat, memperjuangkan pendidikan melalui pendirian kursus “Menyesal” yang ditujukan untuk memberantas buta huruf di kalangan perempuan. Ia percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengangkat derajat perempuan, dan karenanya aktif dalam penyelenggaraan berbagai kursus informal di masa penjajahan.
5. Martha Christina Tiahahu – Pejuang Kemerdekaan dan Simbol Kesetaraan
Meski tidak secara langsung mendirikan lembaga pendidikan, Martha Christina Tiahahu memberikan pengaruh besar melalui perjuangan fisik di medan perang. Keberaniannya menjadi simbol bahwa perempuan juga mampu berjuang demi bangsa. Semangat ini menjadi inspirasi dalam dunia pendidikan bahwa perempuan bisa berdiri sejajar dengan laki-laki.
6. Maria Walanda Maramis – Pendiri Organisasi Pendidikan Perempuan
Tokoh asal Minahasa ini mendirikan PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya), organisasi perempuan yang fokus pada peningkatan pendidikan dan kesejahteraan keluarga. Maria Walanda Maramis juga aktif menulis opini di media massa sebagai upaya menyuarakan pentingnya pendidikan dan hak perempuan di ruang publik.
7. Rohana Kudus – Jurnalis Perempuan dan Penggerak Literasi
Rohana Kudus dikenal sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia sekaligus pendiri sekolah keterampilan dan keaksaraan bagi perempuan. Melalui tulisan dan pendidikannya, ia menyadarkan perempuan akan pentingnya melek huruf dan berpikir kritis. Ia percaya bahwa menulis dan membaca adalah bentuk perjuangan yang tak kalah penting.
Pendidikan adalah Hak Setiap Perempuan
Ketujuh tokoh perempuan di atas membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi agen perubahan, terutama dalam bidang pendidikan. Perjuangan mereka membuka jalan bagi kita hari ini untuk bisa belajar, bekerja, dan berkembang tanpa batas.
Di Hari Pendidikan Nasional 2025 ini, yuk kita lanjutkan semangat mereka! Jangan ragu untuk terus menuntut ilmu dan memperjuangkan pendidikan yang setara untuk semua perempuan Indonesia.
Bagikan artikel ini jika kamu terinspirasi oleh perjuangan mereka, dan follow @beautyhubid untuk konten inspiratif seputar perempuan, pendidikan, dan pemberdayaan!