Melati Sarnita berbicara dengan penuh semangat di atas panggung Top Women Talk CNBC Indonesia tentang ketangguhan perempuan.

Kisah Melati Sarnita: Merajut Ketangguhan di Tengah Badai Kehidupan

Suasana di panggung Top Women Talk CNBC Indonesia pagi itu terasa penuh energi dan haru. Di hadapan ratusan peserta yang menyimak penuh antusias, Melati Sarnita berdiri tegak, membagikan kisah hidupnya yang penuh liku sekaligus menginspirasi. Bukan sekadar kisah sukses biasa, Melati membuka lembaran perjalanannya menjadi perempuan tangguh, sebuah narasi tentang bangkit, bertahan, dan terus melangkah maju di tengah gelombang tantangan.

Perjalanan karier Melati sama sekali bukan jalan lurus berhiaskan bunga. Ia mengisahkan betapa kerasnya dunia profesional, terutama bagi perempuan yang seringkali harus menghadapi stereotip dan hambatan tak kasat mata. “Ada momen di mana saya merasa pintu seolah tertutup rapat,” ujarnya dengan nada tegas namun penuh pelajaran. Namun, ia memilih untuk tidak larut. Setiap penolakan, setiap keraguan yang dihadapinya, justru menjadi batu pijakan untuk membuktikan kemampuan dan membangun kredibilitasnya dengan kerja nyata dan kompetensi yang tak terbantahkan.

Lebih dalam lagi, Melati membuka lembaran tantangan pribadinya. Ia tidak menyembunyikan adanya masa-masa kelam, saat badai kehidupan seolah menerpa dari segala arah – tekanan keluarga, kesulitan finansial yang mencekik, atau kehilangan yang mendalam. Di titik-titik itulah, ketangguhan sejati ditempa.

“Terkadang, kita hanya punya dua pilihan: tenggelam atau berenang lebih kuat,” katanya, menggambarkan tekad baja yang memaksanya untuk terus bertahan dan mencari solusi, sekecil apapun itu. Ia menekankan bahwa air mata bukanlah tanda kelemahan, melainkan bagian dari proses pembersihan jiwa sebelum bangkit lagi.

Dari balik badai itulah, Melati merangkum empat pilar utama yang menjadi pondasi ketangguhannya:

  1. Pendidikan sebagai Senjata: Ia meyakini bahwa pengetahuan adalah investasi terpenting yang tak bisa dirampas. Pendidikan formal maupun informal menjadi senjata ampuh untuk membuka pintu peluang dan membekali diri menghadapi kompleksitas dunia.

  2. Komunitas sebagai Penopang: “Kita tidak bisa sendirian,” tegasnya. Melati menceritakan betapa berharganya memiliki jaringan dukungan, baik keluarga, mentor, maupun komunitas sesama perempuan yang saling menyemangati dan berbagi sumber daya di saat-saat sulit.

  3. Keberanian Mengambil Risiko Terkalkulasi: Kesuksesan, menurutnya, seringkali lahir dari keputusan berani keluar zona nyaman. Namun, ia menekankan pentingnya perhitungan matang dan kesiapan mental sebelum melompat. “Bukan nekat, tapi berani karena sudah punya peta,” jelasnya.

  4. Teknologi sebagai Katalisator: Melati tak menampik peran besar teknologi dalam mempercepat pencapaian dan memperluas jejaring. Ia mendorong perempuan untuk melek digital dan memanfaatkan berbagai platform untuk pengembangan diri, bisnis, maupun berkolaborasi.

Baca juga:  Jung So Min dan Choi Woo Shik Beradu Akting dalam Drama Rom-Com Terbaru!

Pesan utamanya jelas dan menggema: Setiap perempuan Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk menjadi tangguh dan sukses pada bidangnya masing-masing. Ia mendesak perempuan untuk tidak lagi meragukan diri sendiri, berhenti membandingkan pencapaian dengan orang lain, dan mulai mengambil langkah nyata untuk mengaktualisasikan potensi tersebut. Berkontribusi aktif, baik di ranah domestik, profesional, sosial, maupun kewirausahaan, adalah bentuk nyata dari ketangguhan.

Acara yang digelar oleh CNBC Indonesia ini bukan sekadar talkshow, melainkan panggung inspirasi yang menyulut semangat. Kisah nyata Melati Sarnita menjadi bukti hidup bahwa ketangguhan bukanlah bakat bawaan, melainkan keterampilan yang diasah lewat perjuangan, pembelajaran, dan tekad pantang menyerah. Pesannya adalah seruan universal: Di mana pun dan dalam keadaan apa pun, setiap perempuan bisa memilih untuk bangkit, menjadi lebih kuat, dan menciptakan dampak positif bagi sekitarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top