Ada momen paling emosional dalam film Jangan Panggil Mama Kafir, yaitu adegan ruang sidang yang menampilkan Humaira Jahra sebagai Laila. Adegan dimana Laila yang seorang anak kecil terjebak di tengah konflik hak asuh antara ibu dan keluarga ayahnya. Ia berusaha menyuarakan perasaannya dengan polos namun penuh makna: “Jangan panggil Mama kafir.” Kalimat sederhana itu menjadi inti emosional film. Ia menggambarkan bagaimana cinta seorang anak mampu menembus batas keyakinan dan perbedaan agama.
Arti di Balik Kalimat “Jangan Panggil Mama Kafir”
Kalimat yang diucapkan oleh Humaira Jahra bukan hanya dialog biasa. Itu adalah simbol perlawanan seorang anak terhadap stigma sosial dan tekanan agama yang dialami ibunya, Maria yang diperankan oleh Michelle Ziudith. Di balik kata “kafir”, tersimpan luka dan pertanyaan besar: apakah cinta seorang ibu bisa dinilai dari keyakinannya?
Film ini, melalui karakter Laila, mengajak penonton untuk merenungkan bahwa iman dan kasih sayang tidak seharusnya saling meniadakan, melainkan bisa berjalan berdampingan dengan saling menghormati.
Tantangan Emosional bagi Humaira Jahra
Sebagai aktris cilik, Humaira Jahra menunjukkan kematangan akting yang luar biasa. Dalam adegan sidang, ia tidak hanya dituntut untuk menangis, tetapi juga menyampaikan perasaan tulus dan bingungnya sebagai seorang anak yang hanya ingin bersama ibunya. Setelah kehilangan ayahnya, ia tidak ingin dijauhkan dari sang ibu.
Menurut beberapa penonton pra-rilis, adegan ini menjadi salah satu momen paling menggugah dalam film, bahkan membuat banyak penonton meneteskan air mata. Akting alami Humaira Jahra membuat suasana ruang sidang terasa nyata dan penuh empati.
Dampak Sosial dari Adegan Tersebut
Film Jangan Panggil Mama Kafir berani membahas isu sensitif: perbedaan agama dalam keluarga dan dampaknya terhadap anak. Adegan Laila di ruang sidang tidak hanya menjadi klimaks cerita, tapi juga cermin bagi masyarakat.
Melalui karakter Laila, film ini seolah ingin mengatakan bahwa, anak tidak memilih dilahirkan dari siapa, tapi ia berhak untuk mencintai orang tuanya apa pun keyakinannya. Pesan ini membuat film terasa relevan di tengah masyarakat yang masih sering terbelah karena perbedaan pandangan keagamaan dan beberapa pernikahan beda agama.
Reaksi Penonton dan Kritikus
Sejak trailer film Jangan Panggil Mama Kafir dirilis, banyak yang memberikan perhatian pada adegan sidang tersebut. Penonton menilai bahwa Humaira Jahra berhasil mencuri perhatian lewat ekspresi dan intonasi yang kuat, meski usianya masih muda. Beberapa ulasan di media menyebutkan bahwa “akting Humaira Jahra menjadi jantung emosional film ini.”
Adegan sidang yang menampilkan Humaira Jahra dalam film Jangan Panggil Mama Kafir menjadi simbol kasih sayang dan ketulusan seorang anak. Dengan dialog sederhana dan penuh makna, Humaira mampu menyampaikan pesan besar: bahwa cinta seorang ibu tidak bisa diukur dari perbedaan keyakinan.
Film ini bukan hanya sebuah drama keluarga, tapi juga refleksi sosial tentang kemanusiaan, toleransi, dan cinta lintas iman. Tak heran jika banyak yang menilai bahwa film ini akan menjadi salah satu karya paling berkesan di tahun 2025.
Beauties, Jangan lupa nonton yah, tayang tanggal 16 Oktober 2025 di bioskop kesayangan kamu. Sudah siap nonton bareng siapa nih?