Gentle parenting dan rahasia ibu masa kini

Gentle Parenting: Cara Baru Mendidik Anak, Cocok untuk Ibu Masa Kini!

Sebagai ibu, pasti kita pernah merasa kesal, lelah, atau bahkan frustrasi saat menghadapi anak yang tantrum, susah makan, atau tidak mau menurut. Rasanya ingin berteriak atau menghukum supaya mereka “jera”. Tapi apakah pola asuh itu masih efektif di zaman sekarang?

Kini semakin banyak ibu muda yang mulai menerapkan gentle parenting, sebuah pendekatan mendidik anak dengan penuh empati, kesabaran, dan komunikasi. Pola asuh ini dipercaya bisa membangun hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, sekaligus membentuk karakter anak yang lebih positif.

Apa Itu Gentle Parenting?

Gentle parenting adalah gaya pengasuhan yang menekankan pada rasa hormat antara orang tua dan anak. Tidak ada kekerasan, teriakan, atau hukuman keras. Fokus utamanya adalah memahami perasaan dan kebutuhan anak serta mengajarkan kedisiplinan melalui koneksi, bukan kontrol.

Berbeda dengan pola asuh lama yang cenderung otoriter dan menuntut kepatuhan, gentle parenting lebih bersifat suportif dan fleksibel. Ibu berperan sebagai teman sekaligus pembimbing yang sabar dalam proses tumbuh kembang anak.

Mengapa Cocok untuk Ibu Masa Kini?

  1. Cara asuh ini lebih sadar emosi. Di era modern ini, banyak perempuan yang telah menyadari pentingnya mental health. Gentle parenting sangat cocok karena mengajarkan ibu untuk mengelola emosi, tidak mudah meledak, dan memberikan contoh positif pada anak.
  2. Menghindari lingkaran kekerasan. Banyak dari kita tumbuh dengan pola asuh yang keras. Gentle parenting menjadi pilihan untuk memutus rantai kekerasan verbal dan fisik demi generasi yang lebih sehat secara emosional.
  3. Lebih fleksibel dan realistis, namun bukan berarti membiarkan anak sesuka hati. Pengasuhan secara gentle memberikan batasan yang disampaikan dengan cara yang lebih lembut dan masuk akal untuk anak.
Baca juga:  Biar Tetap Kinclong, Ini Cara Merawat dan Mencuci Perhiasan

Tips Menerapkan Gentle Parenting di Rumah

  1. Berlatih mendengar tanpa menghakimi. Ketika anak marah atau sedih, coba dengarkan dan berikan dia ruang untuk mengutarakan perasaannya. Tanyakan, “Kamu kenapa?” bukan “Kamu kenapa sih rewel terus?”
  2. Jaga nada suara dan ekspresi ketika di depan anak. Walau sedang Lelah, usahakan untuk tidak berteriak dan tetap menjaga ekspresi karena anak belajar dari apa yang dia lihat dan dengar. Coba tarik napas dalam dan ajak anak bicara baik-baik.
  3. Tetapkan batasan yang konsisten dalam mengasuh anak. Gentle bukan berarti pola asuh bebas tanpa aturan. Tetap buat aturan, tapi jelaskan alasannya. Misalnya “Mainan disimpan malam ini, supaya besok nggak hilang.”
  4. Berikan contoh, bukan ancaman. Anak lebih mudah belajar dari perilaku orang tuanya. Jadi kalau ingin anak sabar, sebagai orang tau juga harus sabar dalam menghadapi anak.
  5. Berikan validasi emosi kepada anak. Misalnya dengan mengatakan “Ibu tahu kamu sedih karena mainannya rusak. Itu buat kamu kesel, ya?” ini akan membuat anak merasa lebih dimengerti.

Gentle Parenting Bukan Berarti Sempurna

Penting diingat bahwa gentle parenting bukan tentang jadi ibu yang sempurna. Kita semua bisa lelah, salah, dan emosi. Yang penting adalah kembali terhubung dengan anak dan terus belajar. Tidak ada panduan pasti dalam membesarkan anak, tapi pendekatan yang penuh kasih sayang pasti memberi dampak positif jangka panjang untuk perkembangan anak.

Gentle parenting bukan tren semata. Ini adalah investasi jangka panjang dalam hubungan orang tua dan anak. Untuk kamu, para ibu masa kini yang ingin menciptakan rumah yang lebih tenang dan penuh kasih, tak ada salahnya mencoba gaya pengasuhan ini. Dimulai dari langkah kecil, hasilnya bisa sangat besar.

Baca juga:  7 Jenis Daun Terbukti Berkhasiat untuk Melancarkan ASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top