Georgia Evans, pemain rugbi Wales, memakai pita pink di rambut saat bertanding di Women’s Rugby World Cup 2025 melawan Kanada.

Georgia Evans Bawa Tren Pita Rambut ke Lapangan Women’s Rugby World Cup 2025

Pada Women’s Rugby World Cup 2025, Wales menemukan momen yang tak kalah dramatis selain skor yaitu kontroversi kecil yang jadi besar, berkat pita rambut warna-warni yang dipakai Georgia Evans. Bukan hanya soal aksesoris, kisah ini membuktikan bahwa identitas, ekspresi diri, dan keberanian untuk menjadi diri sendiri kini juga mendapat tempat di panggung olahraga besar.

Barbie Look yang Tak Termaafkan?

Georgia Evans, pemain No. 8 untuk Wales dan klub Saracens, sudah terbiasa memakai pita di rambutnya saat bertanding. Namun, saat menghadapi Kanada di babak grup, aksesoris ciptaannya ini mendapat kritikan tajam. Sebagian netizen menilai tampilannya terlalu feminim, atau bahkan tidak cocok untuk pemain rugbi. Kritikan tentang make-up, pita, bulu mata palsu juga ikut menyeruak.

Evans merespons dengan tegas: “I’m bringing a bit of Barbie to the party … To those who don’t like it, that’s OK.” Dia menyatakan bahwa pita, sedikit make-up, dan rasa seni dalam tampil tidak mengurangi kemampuannya di lapangan.

Mengangkat Semangat Perempuan dan Solidaritas

Respons terhadap kritik bukan hanya dari Evans sendiri. Tim Wales dan para penggemar mendukung penuh. Rekan-rekan satu tim menyatakan bahwa gaya tampil seseorang tidaklah relevan dengan performanya di lapangan karena yang paling penting adalah kerja keras, dedikasi, dan komitmen.

Lebih dari itu, muncul aksi spontan sebagai bentuk solidaritas yaitu saat pertandingan melawan Fiji, banyak relawan dan suporter Wales membuat pita mini dan membagikannya kepada penonton. Sekitar 1.200 pita dipakai secara kolektif oleh penonton sebagai dukungan terhadap Georgia Evans.

Tekanan Online dan Kesehatan Mental

Tak bisa dipungkiri, komentar negatif online bisa berat dirasakan. Evans mengatakan bahwa sebagian komentar “barbaric” membuatnya harus mengambil jeda dari media sosial. Ketika dirinya dinilai bukan hanya soal performa, melainkan tentang bagaimana dia sebagai manusia dievaluasi karena penampilan, itulah yang dia rasakan paling menyakitkan.

Baca juga:  5 Alasan Mengapa Perempuan Perlu Berpendidikan Tinggi, Meski Pilih Jadi Ibu Rumah Tangga

Namun, dia juga menyampaikan bahwa dukungan yang datang jauh lebih banyak dan membawa pengaruh positif. Bahwa ada komunitas yang menyadari bahwa perempuan boleh tampil stylish, boleh ekspresif, dan tetap profesional.

Lebih Besar dari Sekadar Pita

Turnamen ini sendiri menyatakan bahwa tidak ada tempat bagi kebencian online dalam olahraga. Organisasi RWC2025 bekerja sama dengan pihak yang bisa memantau dan menghapus konten abusif di media sosial, bahkan mempertimbangkan tindakan hukum jika perlu. Tapi yang paling kuat adalah aksi masyarakat yaitu apabila terlihat sesuatu yang tidak adil, orang bergerak, membuat pita, mengenakannya, dan berkumpul menjadi suara dukungan.

Evans berkata: “It’s bigger than a bow … bigger than the game … bigger than myself.” Pita tersebut menjadi simbol bahwa setiap orang berhak mengekspresikan pribadi mereka, tanpa harus mengorbankan rasa hormat atau direndahkan karena sekadar tampil feminin.

Ada Apa dengan Gaya Perempuan dalam Olahraga?

Beauties, kisah ini lebih dari sekadar berita olahraga, ini refleksi sosial. Gaya dan make-up yang dipakai Evans tidaklah hal remeh:

  • Memberi pesan: perempuan bisa kuat dan tetap tampil feminin jika itu yang membuat mereka nyaman.
  • Pengaruh pada generasi muda: anak-anak melihat bahwa atlet bukan hanya sekadar aksi fisik, tetapi juga identitas, ekspresi, dan keberanian.
  • Masalah sering muncul dari standar ganda: laki-laki dalam olahraga jarang mendapat kritikan seperti ini soal tampilannya. Kontroversi seperti ini menunjukkan bahwa standar penampilan bagi perempuan masih terlalu sempit di banyak bidang.

Georgia Evans dan pagelaran pitanya bukan hanya soal fashion dalam olahraga, melainkan momen pemberdayaan. Pakaian, aksesoris, make-up bukan hal yang harus ditutupi dan perempuan bisa memadukan femininitas dan keberanian dalam satu identitas yang utuh. Perempuan bisa mendefinisikan ulang apa artinya cantik, kuat, dan dihargai bukan karena penampilannya, tetapi karena siapa mereka sesungguhnya.

Baca juga:  5 Jenis Journaling untuk Kamu yang Gemar Eksplor Hobi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top