Demonstrasi besar yang berlangsung di depan Gedung DPR RI pada akhir Agustus 2025 menarik perhatian publik dan dunia maya. Aksi terhadap DPR ini dipicu keputusan menaikkan tunjangan anggota dewan di tengah kondisi ekonomi sulit serta kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. Situasi kian memanas setelah Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, tewas dilindas mobil aparat.
Tragedi tersebut memicu simpati luas dan kemarahan masyarakat, serta mendorong banyak figur publik ikut bersuara. Di antara mereka, lima selebriti perempuan berikut yang memanfaatkan pengaruh mereka untuk menyerukan keadilan dan empati, dan hak demokrasi.
Mona Ratuliu
Melalui akun Instagramnya, Mona aktif bersuara sejak tanggal 29 Agustus 2019, baik itu melalui postingan maupun Instagram story. Sosok yang dekat dengan dunia parenting ini menyampaikan rasa duka mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan.
Ia juga menulis panjang lebar tentang kecemasan sebagai seorang ibu empat anak melihat situasi negara yang tidak stabil. Menurutnya, rakyat hanya ingin pemimpin mendengarkan keluhan mereka dan memberi solusi nyata, bukan sekadar janji manis.
View this post on Instagram
Cinta Laura
View this post on Instagram
Cinta Laura mengunggah video berdurasi tujuh menit yang menjadi viral di berbagai platform. Dalam video tersebut, ia menyoroti kesenjangan ekonomi, ketidakadilan hukum, serta kebijakan pemerintah yang dinilai abai pada masyarakat kecil.
Ia menegaskan bahwa pemimpin seharusnya “menyembuhkan luka rakyat, bukan menari di atas penderitaan mereka.” Keberanian Cinta berbicara secara tegas menjadikannya simbol suara generasi muda yang peduli terhadap perubahan.
Maudy Ayunda
Maudy Ayunda mengajak publik untuk tetap berpegang pada nilai kemanusiaan. “May our voices never lose their grounding in peace,” tulisnya. Selain itu, ia membagikan surat terbuka untuk para pemimpin Indonesia yang berisi ajakan transparansi, empati, dan keadilan.
View this post on Instagram
Sebagai alumni Oxford dan Stanford, Maudy memadukan kecerdasan dan kepedulian sosial, menunjukkan bahwa aktivisme dapat dilakukan dengan cara elegan dan penuh makna.
Eva Celia
Putri Sophia Latjuba dan Indra Lesmana, Eva Celia, menyuarakan kritik pedas terhadap DPR dan kondisi politik Indonesia melalui unggahan Instagram bernada puitis namun penuh kemarahan. Ia menyebut DPR bukan lagi “Dewan Perwakilan Rakyat” melainkan “Dewan Penghisap Rakyat,” menuding para wakil rakyat sebagai “perampok legal” dan “parasit korporat” yang mengkhianati kepercayaan publik.
Tulisan Eva mencerminkan kekecewaan mendalam terhadap praktik politik yang dinilai menindas, membungkam kritik, dan mengabaikan suara rakyat, sekaligus menyerukan perubahan nyata serta akuntabilitas dari para penguasa.
Eva Celia juga mengunggah potret dirinya mengenakan kaus bertuliskan “JOIN US, WE FIGHT FOR A CLEAN GOVERNMENT” yang secara tegas menyuarakan seruan perlawanan terhadap praktik korupsi dan ketidakadilan.
Agnez Mo
Agnez Mo, yang dikenal sebagai penyanyi internasional, menyoroti rendahnya etika dan kualitas komunikasi anggota DPR. Ia mengkritik sikap anggota dewan yang kerap memecah belah dan enggan bertanggung jawab. Komentarnya menegaskan perlunya integritas dalam kepemimpinan.
Kelima figur publik ini membuktikan bahwa suara selebriti dapat memperkuat demokrasi. Suara para selebriti dalam demo DPR menegaskan bahwa perjuangan menegakkan keadilan dan hak demokrasi bukan hanya tugas politisi, tetapi tanggung jawab bersama. Suara mereka menjadi pengingat bahwa keadilan sosial harus dijaga oleh semua pihak.